Portfolio investasi jenis Reksa Dana
Portofolio reksadana adalah beberapa jenis reksadana yang dikumpulkan. Reksadana memang ada bermacam-macam jenisnya, ada reksadana saham, reksadana pendapatan tetap, reksadana pasar uang, hingga reksadana campuran. Kamu bisa memilih beberapa jenis reksadana sekaligus dalam satu investasi dan kumpulan reksadana itulah yang kemudian disebut portofolio reksadana.
Diversifikasi investasi atau keberagaman dalam memilih instrumen investasi adalah salah satu strategi dasar dalam investasi. Dengan diversifikasi, kamu nggak harus panik saat satu instrumen sedang lesu karena ada instrumen lain yang bisa menutupinya. Nah sekarang pertanyaannya, bagaimana sih cara membangun portofolio reksadana yang tepat?
Diversifikasi jenis reksadana
Seperti yang sudah disebutkan pada bagian pembuka, diversifikasi investasi adalah strategi investasi. Kamu bisa mulai membangun portofolio reksadana dengan diversifikasi. Misalnya, kamu bisa mengambil reksadana pendapatan tetap dan reksadana saham sekaligus. Setelah itu, baru tentukan berapa persen dari dana investasimu yang akan dialirkan pada kedua jenis reksadana tersebut.
Untuk menentukannya, kamu bisa berpatokan pada tingkat risiko. Kalau kamu ingin mengejar return besar tanpa khawatir dengan tingkat risiko, beri porsi lebih besar untuk reksadana saham. Sebaliknya, kalau kamu cenderung ingin “main aman” beri porsi lebih besar untuk reksadana pendapatan tetap.
Setelah itu, lakukanlah evaluasi secara berkala. Tidak perlu terlalu sering, satu tahun sekali saja sudah cukup. Ini karena kamu memegang beberapa jenis reksadana sekaligus. Masing-masing reksadana tentu memiliki periode investasi yang berbeda, sehingga dibutuhkan waktu yang lebih panjang untuk bisa melihat apakah investasimu masih sesuai target awal atau tidak.
Menyesuaikan portofolio dengan tujuan keuangan pribadi
Cara membangun portofolio reksadana juga bisa didasarkan dari tujuan keuangan pribadimu. Masing-masing investor tentu memiliki tujuan keuangan untuk investasi yang dilakukannya. Misalnya ada yang berinvestasi untuk menyiapkan masa pensiun, ada juga yang berinvestasi untuk mendapat pemasukan tambahan. Nah, bagaimana denganmu sendiri?
Katakanlah kamu punya dana Rp2 juta untuk investasi reksadana. Return dari investasi tersebut ingin kamu jadikan persiapan masa pensiun. Namun, kamu merasa kurang sreg kalau harus menginvestasikan uang Rp2 juta tersebut pada reksadana saham, karena kurang sesuai dengan tujuan keuanganmu.
Sebagai alternatifnya, kamu bisa membagi investasi senilai Rp2 juta tersebut menjadi beberapa jenis reksadana, bukan hanya di reksadana saham saja. Selain itu, kamu juga bisa memilih Manajer Investasi (MI) yang berbeda dengan jenis reksadana yang sama.
Administrasi pencatatan
Cara lain membangun portofolio reksadana adalah dengan memperhatikan administrasi pencatatan. Sedikit informasi, reksadana termasuk sebagai harta yang perlu dilaporkan dalam SPT (Surat Pemberitahuan Tahunan).
Diversifikasi reksadana memang merupakan salah satu strategi yang efisien. Walau begitu, jika menyangkut masalah administrasi pencatatan, keberagaman tersebut justru bisa menyusahkan. Dengan menginvestasikan uangmu ke bermacam-macam reksadana sekaligus, maka portofoliomu akan semakin variatif isinya. Akibatnya, kamu akan kesulitan menentukan besaran nilai yang harus dilaporkan dalam SPT. Terlebih jika seluruh informasi investasimu tidak diarsipkan dengan baik.
Jika kamu ragu bisa melakukan administrasi pencatatan dengan tertib, sebaiknya portofolio reksadana tidak usah dibuat terlalu variatif. Membagi dana investasi ke dalam dua atau tiga jenis reksadana saja sudah cukup. Namun jika kamu yakin bisa mengatur pencatatan dengan baik, diversifikasi bisa terus dilakukan.
Jenis Reksadana
Secara umum, jenis reksadana terbagi menjadi empat, yaitu:
1. Reksadana pasar uang
Reksadana pasar uang adalah jenis reksadana yang berinvestasi pada instrumen pasar uang dengan jatuh tempo kurang dari satu tahun. Risikonya relatif rendah dibanding jenis reksadana lainnya.
2. Reksadana pendapatan tetap
Reksadana pendapatan tetap adalah reksadana yang menginvestasikan sekurang-kurangnya 80 persen dari modal ke dalam bentuk efek utang atau obligasi. Resikonya lebih besar dari reksadana pasar uang.
3. Reksadana campuran
Reksa dana campuran adalah reksa dana yang mengalokasikan dana investasinya ke dalam portfolio yang bervariasi, seperti kombinasi saham dengan obligasi. Resikonya lebih tinggi dari reksadana pendapatan tetap namun memiliki potensi pengembalian yang lebih tinggi.
4. Reksadana saham
Reksadana saham adalah reksadana yang menginvestasikan sekurang-kurangnya 80 persen dari modal ke dalam bentuk saham. Risikonya paling tinggi dibanding jenis reksadana lainnya. Namun, memiliki potensi tingkat pengembalian yang paling tinggi.
Tim penyusun :
Desinta Dwiki 2021051037
Dyan Arni Firmanti 2021051043
Ilmia Putri Hariyono 2021051110
Nindy Pramudita 2021051133
Putri Virda Rahayu 2021051074
Riqlatus Sitta Wahyu 2021051140
Riza Dwi Ervina 2021051010
Stevanus Wahyudianto Prabowo 2021051062
Komentar
Posting Komentar